Minggu, 12 Desember 2010

Rumah Kebun Baik untuk Kesehatan

RUMAH ber-AC memiliki keterbatasan perputaran udara. Sebagai solusi, desain rumah taman mampu memberikan kontribusi udara dan cahaya yang lebih baik.

Menurut perhitungan pemerintah, rumah ideal memiliki persentase 60-40 untuk bangunan dan taman. Namun, bagi rumah kebun, area kebun atau taman bisa lebih luas.

Dengan lahan hijau yang lebih luas, kesempatan pemilik rumah sangat besar untuk mendapatkan kualitas udara yang baik. Hasil akhirnya, kualitas hidup pun lebih terjamin.

"Rumah kebun cukup baik untuk menunjang kesehatan karena dari sisi oksigen, akan selalu tersuplai dengan baik," ujar arsitek Probo Hindarto dari Astudio.

Dari sisi kesehatan, aneka tanaman hijau akan melancarkan sirkulasi udara, mengubah karbondioksida menjadi oksigen, dan mendinginkan tanah. Dampak positifnya, suhu di sekitar rumah menjadi lebih sejuk. Pemilihan aneka tanaman juga bisa meningkatkan kualitas hidup.

"Berkebun selain hobi juga memberikan manfaat lain, terlebih kalau lahan yang ada dimanfaatkan untuk tanaman obat," jelas Probo.

Bagi ibu-ibu rumah tangga, tanaman bumbu sederhana seperti cabai, daun pandan, lidah buaya, lengkuas, serai, jahe, dan lain-lain, tentunya bisa menyuplai kebutuhan dapur. Perihal letak taman juga harus diperhatikan. Jika luas tanah memungkinkan, ada baiknya membuat taman yang mengelilingi rumah. "Yang terbaik, rumah memiliki akses ke taman, atau rumah dikelilingi oleh taman sehingga udara dan cahaya alamiah masuk ke dalam rumah," jelas Probo.

Posisi rumah berada di tengah dengan taman di sekeliling. Untuk model rumahnya sendiri, bisa mengaplikasi gaya rumah tropis. Selain rumah tropis, rumah kebun juga bisa diaplikasi dari gaya rumah Betawi. Seperti yang kita tahu, rumah Betawi memiliki teras dan halaman luas. Bedanya, mereka tidak banyak memberikan pernak-pernik tanaman pada taman. Pemanfaatan lahan lebih kepada untuk tanaman pohon buah. Sebaliknya, rumah kebun dapat menggunakan tanaman mini, bunga, rumput, yang memberi kesan rimbun.

"Saya suka konsep rumah Betawi, ada banyak area hijau. Saya jadi punya tempat untuk berkebun dan rumah pun makin adem," ujar Erni Helmaya, seorang ibu yang memiliki rumah berkebun luas.

Pemilihan bahan bangunan bisa menggunakan bahan kayu. Untuk lantai bisa dengan parquet dan temboknya bisa digunakan bata ekspose. Kesan natural atau gaya country bisa ditonjolkan agar serasi dengan kebun. Dibandingkan partisi bata, bisa juga menggunakan bambu asli yang belum dihaluskan. Agar sirkulasi udara makin baik, sebaiknya digunakan plafon tinggi.

Gunakan pula unsur air yang memberikan efek menyejukkan bagi rumah dan penghuninya. Efek suara gemericik air jatuh atau air mancur yang jatuh secara teratur dan terus-menerus tanpa disadari bisa mengalihkan fokus pendengaran (terhipnotis) dari suara bising di sekitar rumah sehingga dianggap dapat meredam kebisingan.

Efek bebunyian secara teratur tersebut akan menenangkan pikiran dan kejiwaan penghuni. Kolam air jatuh atau air mancur ini dapat diletakkan di taman depan, ruang dalam, atau taman belakang rumah.

Beberapa jenis media air yang dapat dipilih adalah kolam air seperti air mancur, air muncrat, atau air jatuh. Agar tidak terlalu kosong, kolam bisa diisi ikan mas koki, koi, atau lou han, serta tanaman air dari gentong, tempayan, atau gerabah.

Kolam juga dapat dihias dengan tanaman air seperti teratai, papyrus atau eceng gondok, dan sereh, yang dapat memberikan ketenangan bagi penghuni rumah.

Rumah kebun yang cantik terlindungi dengan pagar setinggi sekitar 1,5 meter. Sebagai pagarnya, unsur bambu cocok digunakan. Selain efektif sebagai pengedap suara, kesan natural pun akan selalu terjaga.

(koran seputar indonesia/sindo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar