Senin, 06 Desember 2010

Sejuk di Siang , Hangat di Malam Hari



Rumah Bambu – Sejuk di Siang Hari, Hangat di Malam Hari


rumah bambu Udara sejuk menyentuh kulit ketika kami memasuki bangunan dari bambu di daerah Sumedang, Jawa Barat ini. Padahal saat itu pukul 12 siang, dan area lain di sekitarnya begitu panas. Inilah salah satu “keajaiban” bangunan dari bambu.

Bambu, sebagai bahan alami yang memiliki pori-pori dan berbentuk tabung dengan rongga di dalamnya, memiliki kemampuan meredam panas. Pada saat bangunan terpapar panas di siang hari, si bambu ini melepaskan udara dingin yang disimpan sejak semalam. Di lain pihak, pada saat malam hari di mana udara luar menjadi dingin, ia melepaskan panas yang disimpan sejak siang hari.

Efeknya? Pada siang hari di dalam rumah terasa sejuk, pada malam hari terasa hangat. Ini menjadi penjelasan paling masuk akal mengapa proses pemotretan kali ini tidak dibanjiri keringat, sekalipun kami berada di daerah Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, yang cukup panas.

Bangunan yang kami sajikan di sini adalah cottage di Bandung Giri Gahana Golf & Resort. Ukurannya yang cukup mungil mungkin bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang memiliki tanah terbatas dan menyukai suasana tradisional.

Dari Struktur Sampai Perabot
Mungkin bisa dikatakan 90% bangunan ini terbuat dari bambu, mulai dari struktur, dinding, plafon, sampai perabotnya. Hanya lantai dan dinding kamar mandi yang tidak menggunakan bambu, melainkan keramik. Sedangkan bale-bale di teras menggunakan kayu.

Dinding bangunan menggunakan anyaman bambu yang dibuat empat lapis, sehingga cukup rapat untuk dimasuki debu dan udara. Plafonnya juga menggunakan anyaman bambu dengan mengekspos kasau dan gording yang juga dari bambu.


Untuk sambungan struktur, di sini digunakan ijuk yang menurut Jatnika (pengrajin bambu yang mendesain dan membangun cottage bambu ini), merupakan jodoh bambu yang paling tepat. Tapi untuk sambungan bilah bambu yang tidak berfungsi sebagai struktur, digunakan rotan yang tampilannya lebih cantik dari ijuk.

Selain elemen pendiri bangunan, elemen pengisi bangunan ini juga terbuat dari bambu. Kursi/sofa di ruang keluarga, salah satunya, terbuat dari susunan bambu dengan diameter yang agak besar. Partisi yang memisahkan satu ruang dengan ruang lainnya juga menggunakan bambu hitam (warnanya gelap) yang diikat dengan rotan warna terang.

Bale-bale
Bangunan ini mengambil model rumah tradisional Jawa Barat, yang salah satu cirinya adalah memiliki bale-bale. Ada dua bale-bale di sini. Salah satunya ada di teras, yang bagian atasnya dilapis kayu. Bale-bale ini bisa berfungsi untuk menerima tamu, karena rumah berukuran mungil ini tidak menyediakan ruang tamu lagi di bagian dalam. Untuk menahan panas dan tampias hujan, bagian tepinya diberi kerai dari bambu.


Satu lagi bale-bale ada di bagian dalam, di samping ruang keluarga. Bale-bale di sini bisa berfungsi sebagai tempat bersantai, “pelebaran” ruang keluarga yang cuma diisi satu sofa. Selain itu, bale-bale ini juga bisa digunakan sebagai tempat makan, mengingat tidak ada ruang makan khusus, hanya semacam meja breakfast di dapur.

Karena fungsinya fleksibel, bale-bale jadi semacam jalan keluar untuk mengatasi terbatasnya ruang. Alhasil, bangunan dengan luas terbatas ini bisa memiliki 3 kamar tidur, karena “membuang” ruang tamu dan ruang makan.

Mengingat kesejukan yang bisa diciptakan oleh bangunan dari bambu, suasana alami yang terasa di dalamnya, apalagi dengan harga yang terjangkau mungkin Anda tertarik untuk membangunnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar