Senin, 31 Januari 2011

Menjadi Arsitek Untuk Rumah Sendiri



Jasa Arsitek - Walaupun bukan lulusan Teknik Arsitektur, Anda bisa, kok, mendesain rumah sendiri. Banyak program home jasa arsitek gratis di internet. Salah satunya yg ditawarkan Sweet Home 3D.

Meski masih sederhana, program jasa arsitek ini dapat dikatakan lumayan untuk mendesain rumah idaman. Dan yg penting, program ini dibuat sangat sederhana hingga mudah dalam pengoperasiannya. Bidang gambar berupa skala juga memudahkan kita membuat pengaturan ruang.

Seperti layaknya program profesional, di program ini juga tersedia layar 3 dimensi (3D). Bahkan lewat channel 3D View – Virtual Visit, Anda bisa meletakkan kamera di mana saja. Sehingga Anda bisa melihat detail tata ruang dan desain interior dalam komposisi 3D.

Kamar Model L

Untuk memulai “proyek” ini, Anda harus menuju dulu ke situs penyedia program gratis di alamat, http://www.sweethome3d.eu/download.jsp. Setelah selesai, secara otomatis program ini akan ter-install di komputer Anda. Nah, setelah program tertanam, proyek mendesain rumah siap dijalankan.

Pertama, Anda bisa memulai dgn “membangun” tembok terlebih dulu. Caranya klik saja, Plan-Create Wall. Nah, Anda tinggal membuat tembok sesuai keinginan. Untuk mengakhiri, silakan doble klik. Tembok yg dibuat bisa langsung Anda cat. Caranya, doble klik saja tembok yg akan diwarnai. Nanti akan muncul windows baru, berisi pilihan warna. Anda pun diberi keleluasaan memilih warna berbeda di setiap sisinya.

Anda pun bisa membuat pengorganisasian kamar. Tak sekadar membuat kamar empat persegi panjang, di channel ini, Anda juga bisa membuat kamar dgn model L. Kamar model L ini biasanya untuk kamar tidur utama dgn kamar mandi atau ruang kerja di dalam.

Anda bisa membuat garis dimensi atau garis ukur yg biasanya ada pada gambar denah rumah agar pembaca dapat melihat berapa ukuran panjang dan lebar suatu ruangan. Garis dimensi ini akan terisi ukuran secara otomatis, sesuai panjang atau lebar ruangan. Saygnya, untuk ukuran ini, satuannya tetap inci, tidak ada opsi untuk mengubahnya ke sentimeter. Namun, Anda bisa membubuhkan teks di tiap-tiap ruang.

Pilih Perabot Sendiri

Kini, giliran Anda memasang pintu, jendela dan mengisi perabotan di setiap ruang. Semua template sudah disediakan. Untuk memilih pintu dan jendela, Anda bisa mengklik “folder ” Doors & Windows di sisi kiri. Ada 14 model pintu dan jendela yg bisa Anda pilih sesuai selera. Bahkan pintu garasi dan small window yg fungsinya sebagai sirkulasi udara juga tersedia.

Segala perabotan rumah juga sudah disiapkan. Di folder Bed Room ada doble bed, single bed , tempat tidur susun, nakas, meja rias dan sebagainya. Anda bisa menempatkan sesuka Anda. Sesuaikanlah dgn tma ruangan. Asal tahu saja, hampir semua kebutuhan kamar mandi juga tersedia di sini.

Dgn program ini, mendesain interior dapur atau ruang keluarga juga bukan sesuatu yg susah. Anda tinggal meng-drag gambar ke lembaran kerja Anda. Lalu atur posisi, sesuaikan besarnya dgn ruangan.

Jadi, jika Anda ingin membangun rumah tapi tak punya dana untuk membayar jasa arsitek, kenapa tidak melakukannya sendiri? Tak sabar untuk mencoba?

Sumber: www.tabloidnova.com

Temukan Info Lain Seputar Jasa Arsitek

Minggu, 30 Januari 2011

Rumah Mungil dan Sehat

Keterbatasan lahan di daerah perkotaan membuat harga perumahan di daerah perkotaan sangat mahal sehingga banyak orang hanya mampu membeli rumah dalam volume kecil. Rumah dibangun di kompleks pada umumnya kecil. Sebuah rumah mungil atau rumah kecil, dibangun untuk mengatasi keterbatasan lahan yang tersedia. Sebagai hasilnya, Anda mungkin merasa rumah Anda sempit dan kursi yang tersedia di rumah terbatas, misalnya, untuk mengembangkan peralatan rumah tangga dan mebel. Hal ini dapat membuat Anda merasa tidak nyaman dan tidak sehat di rumah sendiri. Jika ini adalah bagaimana perasaan Anda, atau merencanakan untuk membangun rumah di lahan yang tidak besar, dengan strategi yang tepat dan masalah sebuah rumah mungil atau rumah kecil dapat dihapus.
Beberapa tips ini dapat diterapkan untuk membuat ruang dalam rumah menjadi lebih luas. Sebagai hasilnya, Anda akan menikmati suasana rumah mungil yang sehat dan nyaman.
Tinggi
Jika Anda memiliki ruang untuk batas tertentu, dengan langit-langit yang tinggi dapat menciptakan kesan ruang yang lebih besar karena tidak ada cukup ruang di lantai atas.

Mengurangi Layar
Zona Penyangga antara kamar rumah tidak dapat membuat lebar. Karena itu, Anda dapat membatasi penggunaan layar. Sebagai contoh  menghilangkan penghalang antara ruang makan dan dapur.

Cahaya
Dengan pencahayaan yang baik  ruangan bisa menjadi  terkesan lebih luas. Oleh karena itu, atur sebaik mungkin agar tiap ruangan mendapatkan cahaya yang cukup.


Pewarnaan
Gunakan warna cerah untuk dinding, tirai dan furniture. Warna putih dinding dapat menjadi salah satu pilihan untuk ruangan kecil. Atau, jika Anda ingin menggunakan kertas di dinding, dan latar belakang pilih dengan motif kecil.


Jendela Besar
Kami memiliki visi yang lebih luas, Anda dapat menggunakan jendela besar di depan rumah. Dengan demikian, kita bisa melihat penduduk di daerah yang luas di luar rumah dengan mudah sebagai taman atau jalan. Ini akan memberi kesan di wilayah ini.

Cermin
Menggunakan cermin sering digunakan untuk memberikan kesan ruangan. ada ruangan dalam cermin, dan Anda akan terasa memiliki ruangan yang dua kali lebih besar dalam refleksi.


Pilih Furniture Yang Tepat
Pilih mebel seperti kursi, meja atau rak yang  berukuran kecil dan sederhana. Dan kemudian coba untuk memilih furnitur dengan warna yang sama dengan warna cat rumah Anda yang akan membuatnya terlihat lebih luas. Anda juga dapat memilih beberapa perabot yang multi fungsional. 

Ruangan Multifungsi
Sebagai contoh ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang keluarga. Ini akan membuat ruang yang lebih besar, dimana dapat dikombinasikan beberapa fungsi ruang pada waktu yang sama.

Penggunaan Ruang Kosong
Anda dapat menggunakan setiap bagian dari rumah yang masih kosong. Sebagai contoh, area bawah tangga, dan biasanya kosong. Anda bisa menempatkan berbagai peralatan dan barang berada di area bawah tangga.


Dengan strategi yang tepat, sekarang rumah mungil anda tidak terasa ketat dan sesak napas. Rumah mungil yang sehat dapat memberikan kenyamanan bagi Anda dan keluarga Anda.

Sabtu, 29 Januari 2011

Pelaksanaan Proyek Bulan Januari 2011 (4)

Dokumentasi proyek tanggal 22-01-2011 : Pengerjaan balok lantai 2















 Dokumentasi proyek tanggal 24-01-2011:



Pelaksanaan Proyek Bulan Januari 2011 (3)

 dokumentasi proyek tanggal 20-01-2011:









Dokumentasi proyek tanggal 21-01-2011:




Pelaksanaan Proyek Bulan Januari 2011 (2)

    Berikut dokumentasi pelaksanaan proyek pengabdian masyarakat - Rumah Baca Aksara oleh peserta matakuliah SKB IV 2010/2011 Arsitektur Brawijaya Malang (tanggal 19-01-2011) :

















Pelaksanaan Proyek Bulan Januari 2011 (1)

kondisi proyek sebelum pemasangan kolom-kolom
Dokumentasi proyek 11/01/2011


Dokumentasi proyek 14/01/2011

Dokumentasi proyek 14/01/2011

Pelaksanaan Proyek Bulan Desember 2010


   Berikut ini adalah dokumentasi pelaksanaan proyek (18-12-2010) - pengerjaan pondasi dan sloof










Proyek Rumah Baca Aksara: Tahap Pembersihan Lahan

   Pelaksanaan proyek Rumah Baca Aksara dimulai pada bulan November 2010. Tahap awal dari persiapan pelaksanaan proyek ini adalah tahap pembersihan lahan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta matakuliah SKB IV Arsitektur Brawijaya 2010/2011. Berikut dokumentasi dari kegiatan pembersihan lahan yang tapaknya berada di Jl. Negara 27 , Bunulrejo - Malang:

Tahap Pembersihan Lahan
sumber gambar : dokumentasi proyek 03/11/2010


Tahap Pembersihan Lahan
sumber gambar : dokumentasi proyek 03/11/2010

Kondisi lahan setelah tahap pembersihan
sumber gambar : dokumentasi proyek 07/11/2010

Kondisi lahan setelah tahap pembersihan
sumber gambar : dokumentasi proyek 07/11/2010




Design



Menjawab Tantangan Berumah di Tanah Gempa executive summary by Kevin

Gempa yang menggoyang Kota Padang, Jumat (3/12) pagi, meskipun ”hanya” berkekuatan 4,2 skala Richter, tetap membuat panik warga. Pusat gempa yang terletak di darat, di bagian timur laut Kota Padang, dan letaknya yang tidak terlalu dalam, 10 kilometer dari permukaan tanah, membuat getaran terasa kuat.

Gempa di Kota Padang segera mengingatkan kita pada gempa di bagian barat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, 25 Oktober lalu, yang berkekuatan 7,2 skala Richter. Gempa ini menimbulkan tsunami sehingga mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa. Setahun sebelumnya, yaitu pada 30 September 2009, warga Kota Padang diguncang gempa besar berkekuatan 7,6 skala Richter yang terjadi menjelang magrib. Banyak korban meninggal karena tertimpa bangunan yang diduga kuat konstruksinya tidak memenuhi syarat.

Peristiwa gempa yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi seharusnya telah menjadi memori kolektif masyarakat Indonesia. Indonesia berada di wilayah rangkaian gunung berapi sehingga rawan gempa vulkanik, selain ancaman semburan materi debu dan pasir vulkanik; serta berada di pertemuan Lempeng Australia, Eurasia, Pasifik, dan Asia sehingga potensi terjadinya gempa sangat besar.

Meskipun sebagian besar gempa tidak menimbulkan korban jiwa—kecuali bila menimbulkan tsunami seperti di barat Aceh dan di barat Mentawai—gempa hampir selalu diikuti jatuhnya korban jiwa. Mereka biasanya meninggal karena tertimpa bangunan yang runtuh, seperti terjadi saat gempa di Nabire pada November 2004, di Yogyakarta pada Mei 2006, dan Kota Padang pada Oktober 2009.

Jatuhnya korban jiwa akibat gempa sangat bisa diminimalkan apabila warga dan pemerintah bersama-sama berusaha mengubah cara pandang tentang hidup di Indonesia sebagai negeri gempa. Salah satunya adalah membangun kesadaran pentingnya desain dan konstruksi bangunan tahan gempa.

Tantangan

Kemakmuran telah mengubah gaya hidup masyarakat. Segala sesuatu yang berasal asli dari Indonesia sempat dipandang sebagai ketinggalan zaman, termasuk arsitekturnya. Secara kasatmata hal tersebut terlihat dari desain fisik bangunan, antara lain terlihat dari populernya desain yang mengacu pada desain kawasan Laut Tengah (Mediterania) atau gaya barok yang penuh ornamentasi.

Kehadiran arsitek Belanda di Indonesia meninggalkan jejak bagaimana menggabungkan antara desain dan disiplin ilmu pengetahuan arsitektur dari Barat (Belanda) dengan ciri-ciri iklim tropis dan kondisi sosial Indonesia. Ini antara lain terlihat pada karya Maclaine Pont (antara lain Sekolah Tinggi Teknik Bandung dan Gereja Pohsarang, Jawa Timur) dan Thomas Karsten. Kombinasi itu diambil bukan hanya dari bentuk fisik, tetapi juga pemakaian bahan bangunan, seperti kayu dan batu, dan pembagian ruang.

Dalam arsitektur modern Indonesia, upaya mengembangkan arsitektur yang berangkat dari kondisi sosial, budaya, dan lingkungan fisik Indonesia terus dilakukan, antara lain oleh F Silaban melalui gedung Bank Indonesia dan Mangunwijaya.
Kini, muncul tantangan yang lebih dari sekadar menanggapi bentuk fisik, yaitu pentingnya unsur keselamatan penghuni bangunan menghadapi konsekuensi posisi geografi Indonesia yang berada di kawasan rawan gempa.

Memori kolektif masyarakat Nusantara sebetulnya tecermin dari bentuk dan konstruksi desain bangunannya. Memori kolektif itu spesifik merespons keadaan lingkungan. Kenyataan bahwa hampir semua bangunan asli Nusantara berbahan baku kayu dan berupa rumah panggung atau berfondasi umpak bukannya tanpa alasan.

Kayu merupakan bahan baku yang mudah didapat karena iklim tropis basah memungkinkan tanaman tahunan tumbuh cepat dengan matahari melimpah dan curah hujan cukup. Bentuk rumah panggung selain mengantisipasi curah hujan yang tinggi dan sekaligus tempat ternak, bukan tidak mungkin sebagai respons terhadap gempa, sama seperti fondasi umpak.
Bangunan asli

Arsitek Yori Antar yang menaruh perhatian pada desain arsitektur vernakular yang berangkat dari kondisi lokal mengatakan, rata-rata rumah tradisional memiliki ”konstruksi goyang”. Sambungan bangunan-bangunan berbahan kayu tersebut memakai sistem knock-down atau diikat dengan tali anyaman. Pilihan tersebut membuat konstruksi bangunan sangat elastis. Elastisitas yang tinggi tersebut memungkinkan bangunan asli tersebut merespons dengan baik gempa yang akrab dengan daerah-daerah di Nusantara.

Yori mencontohkan rumah di Nias, Sumatera Utara. Bentuk tiang penyangga rumah panggung dari kayu tersebut saling menyilang sangat rumit. Bentuk rumah panggung tersebut bukan dimaksudkan untuk mengandangkan ternak di kolong rumah, melainkan untuk menghadapi gempa seperti yang terjadi pada 28 Maret 2005 dengan kekuatan 8,2 skala Richter. Gempa mengubur ratusan orang di bawah reruntuhan bangunan di Nias.

”Sekitar 700 korban jiwa di Nias semuanya karena tertimpa bangunan tembok. Yang tinggal di rumah asli Nias hanya satu orang yang meninggal. Rumahnya di bukit dan terguling,” kata Yori. ”Rumah-rumah asli Nias dibuat bukan hanya untuk menghadapi guncangan horizontal, tetapi juga vertikal.”

Fondasi umpak yang menjadi fondasi banyak rumah asli Indonesia tampaknya juga untuk merespons gempa, seperti rumah-rumah di Kampung Naga yang berada di pinggir jalan raya Garut-Tasikmalaya, Jawa Barat.

Fondasi umpak berupa tumpukan batu yang sebagian ditanam, di atasnya bangunan diletakkan sejarak sekitar setengah meter dari fondasi batu. Bangunan terbuat dari kayu dan bambu, dengan tiang bangunan disambung menggunakan sistem knock-down dan diikat tali. Bentuk konstruksi tersebut memungkinkan rumah bergerak fleksibel ketika terjadi guncangan. Manfaat lain adalah memudahkan pemindahan rumah secara utuh ketika ada penambahan keluarga baru, seperti yang disaksikan Kompas awal November 2009.

Arsitektur yang merespons kondisi lingkungan juga tampak jelas di Wae Rebo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Yori dan teman-teman arsitek dengan dukungan Yayasan Tirto Utomo ikut merekonstruksi ulang rumah tradisional di sana yang tinggal empat dari tujuh rumah. Bentuk rumah yang seperti kerucut bulat menurut Yori merupakan respons atas tiupan angin di bukit-bukit. Keseluruhan rumah itu juga merupakan gambaran kekerabatan masyarakat setempat.

Tentu sulit mengharapkan orang kota (dan mengota adalah arus yang sepanjang sejarah peradaban manusia adalah kepastian) tinggal kembali ke kampung atau membangun rumah seperti rumah Nias, rumah Kampung Naga atau rumah Wae Rebo di kota. Yang bisa dipelajari adalah kearifan lokal masyarakat yang belajar dari pengalaman empirisnya, yaitu membangun bangunan yang merespons lingkungan dengan bijak. Dalam hal berumah di tanah gempa adalah memperbaiki teknologi membangun rumah menggunakan ”konstruksi goyang”, fleksibel terhadap guncangan, dan yang dapat dijangkau masyarakat segala lapisan. Inilah tantangan untuk para ahli konstruksi, arsitek, dan ahli sosiologi perkotaan

Jumat, 28 Januari 2011

Desain Rumah Baca Aksara‭ (‬2‭)

Lokasi proyek berada di Perumahan Purnawirawan Tentara Jl.‭ ‬Negara‭ ‬27‭ ‬RW‭ ‬18,‭ ‬Bunulrejo,‭ ‬Blimbing,‭ ‬Malang.‭ ‬Tapak sendiri berada di sudut jalan yang berbatasan dengan rumah warga.

kondisi lahan awal


Keterangan desain
1.‭ ‬Model yang Dikembangkan
‬a.‭ ‬Struktur‭ ‬:‭ ‬Konstruksi kayu
‬b.‭ ‬Ciri-ciri struktur‭ ‬:‭ ‬jarak antra kolom‭ ‬3m
‬c.‭ ‬Skala‭ ‬:‭ ‬Skala model yang dikembangkan adalah‭ ‬1:1
2.‭ ‬Bahan yang digunakan
‬a.‭ ‬Pondasi‭ ‬:‭ ‬Batu kali
‬b.‭ ‬Penutup Lantai‭ ‬:‭ ‬Keramik dan kayu
‬c.‭ ‬Selubung‭ ‬dan Struktur Bangunan‭ ‬:‭ ‬Tembok bata dan papan kayu
‬d.‭ ‬Penutup atap‭ ‬:‭ ‬Asbes

Desain Rumah Baca Aksara‭ (‬1‭)

Pada proyek ini,‭ ‬desain rumah baca Aksara dikerjakan oleh Tim Perancangan yang diketuai oleh Cahyo Bagus Purnomo dan Effih Nuraeni‭ (‬bagian perhitungan anggaran biaya‭)‬.‭ ‬Tahap percangan ini cukup panjang,‭ ‬mengingat beberapa permasalahan yang harus dihadapi.‭ ‬Permasalahan tersebut antara lain kebutuhan ruang dan material rumah baca Aksara yang kadang berbenturan dengan estimasi timeline proyek‭ (‬-mengingat ini adalah proyek aplikasi mata kuliah yang memiliki waktu satu semester‭)‬,‭ ‬tujuan proyek sebagai aplikasi‭ ‬konstruksi kayu,‭ fakta bahwa ini adalah proyek pengabdian masyarakat yang juga perlu dipertanggungjawabkan keamanan strukturnya, ‬dan pendanaan‭ (‬-yang juga diusahakan sendiri oleh peserta mata kuliah‭)‬.

Dalam proses ini terjadi beberapa kali perubahan desain.‭ ‬Desain pertama mengekspos struktur atap bambu dan lantai dua yang terbuka.‭


Desain kedua lebih tertutup,‭ ‬dengan‭ ‬atap berbentuk kura-kura.‭

 Sementara desain terakhir tidak terlalu jauh berbeda dengan desain kedua,‭ ‬hanya saja dengan atap yang lebih sederhana berbentuk lasenar.


 Perubahan desain yang semakin sederhana ini lebih untuk menyesuaikan dengan kondisi pendanaan yang ada. dan target waktu proyek ini sebagai tugas mata kuliah.